Mobile Learning
Konsep Dasar
Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut
dapat berupa PDA, telepon seluler, laptop, tablet PC, dan sebagainya. Dengan mobile
learning, pengguna dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja dan kapan
saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Jadi,
pengguna dapat mengakses konten pendidikan tanpa terikat ruang dan waktu.
Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001);Haryono dan
Alatas (2000) menyiratkan bahwa e-Learning itu merupakan konsep belajar jarak
jauh dengan menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi. Berdasarkan definisi
tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa
manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan
visualisasi materi yang menarik. Beberapa kemampuan penting yang harus
disediakan oleh perangkat pembelajaran m-learning adalah adanya kemampuan untuk
terkoneksi ke peralatan lain terutama komputer, kemampuan menyajikan informasi
pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi bila teralantara
pengajar dan pembelajar.
Pembelajaran Mobile Learning
Mobile Learning merupakan model
pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau lingkungan dengan menggunakan
teknologi yang mudah dibawa pada saat pembelajar berada pada kondisi mobile/ponsel.
Dengan berbagai potensi dan kelebihan yang dimilikinya, Mobile Learning
diharapkan akan dapat menjadi sumber belajar alternatif yang dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses dan hasil belajar peserta didik di Indonesia
di masa datang. Program mobile learning yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
program media pembelajaran berbasis ponsel/HP/mobile yang terdapat pada situs
m-edukasi.net.
Fungsi Mobile Learning
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning
dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu
sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap
(komplemen), atau pengganti (substitusi).
1. Suplemen (tambahan)
Mobile Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan),
yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi Mobile Learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan
bagi peserta didik untuk mengakses materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya
opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap),
yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi
peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
3. Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik
/siswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta
didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui
internet
3) sepenuhnya melalui internet.
Mobile
Learning juga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan pendidik/instruktur maupun antara
sesama peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagi hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri
peserta didik.
Manfaat Mobile Learning
Berikut ini ada beberapa manfaat
mengenai Mobile Learning dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan
pendidik:
a.
Peserta Didik
Dengan kegiatan Mobile Learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengaskses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat
berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan
tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaaan, maka kegiatan Mobile Learning
akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang :
1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk
mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan
oleh sekolahnya
2) mengikuti program pendidik dirumah (home schoolers) untuk
mempelajari materi
pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang
tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer
3) merasa phobia dengan sekolah, atau
peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di
berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri
4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk
mendapatkan pendidikan.
b. Pendidik
Dengan adanya kegiatan Mobile Learning, beberapa manfaat
yang diperoleh pendidik/instruktur antara lain adalah bahwa mereka dapat:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran
bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkata wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak;
3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan
pendidik/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang;
4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topik tertentu;
5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepda peserta didik.
Sumber: http//jurnal.upi.edu